JurnalTepungTerigu

KEEMPAT: Meskipun Sulit, Ojo Baper nang Pertemuan Pertama

Post a Comment


Sumber gambar: arsip pribadi


#TANTANGAN MENULIS 10 HARI BERSAMA KAMPUS FIKSI

Pikiran me-loading-kan diri, guys pas mau nulis tema pertemuan pertama dengan si-dia. Ehm.. tes satu dua. Tes satu dicoba tes dua gagal coba lagi (kok ya malah niru kerjaan tukang sound system :v)
Momon @KampusFiksi kreatip juga ternyata menentukan tema untuk writing challenge. Apalagi tema untuk hari ini; tantangan keempat dan aku masih saja setornya telat (ini mah bukan telat lagi namanya) Uhuk uhuk! Aku kok langsung batuk dan pengen minum terus yaa. Berasa makan bakso Presiden yang terkenal di Malang dengan ukuran besar lalu keselek kemudian air di meja habis sebelum waktunya. Ouch! 

Beberapa kali aku mendengar tagline menarik yang terdapat dalam sebuah iklan, entah aku lupa dari produk apa. Kesan pertama menggoda, selanjutnya terserah Anda! Orang-orang banyak bilang bahwa kesan pada pertemuan pertama akan menentukan segala-galanya. Lawan bicara yang baru mengenal kita akan memutuskan untuk melanjutkan hubungan yang lebih dekat atau cukup di saat itu saja kita saling bertukar informasi berdasarkan persepsi yang ditangkapnya at first our meeting. Menurutku sih ini terlalu berlebihan. Gimana menurutmu?

Berdasarkan fakta dan fenomena yang aku alami, kesan pertemuan pertama akan sangat disayangkan jika ditafsiri berlebihan. Kebanyakan sesuatu yang terjadi pada pertemuan pertama bukanlah hal yang benar-benar real dimiliki oleh orang yang kita temui, baik hal-hal yang berupa material maupun karakter yang dimunculkan dari orang tersebut. Bahkan senyum ramah sumringah yang membuat kita termehek-mehek bisa jadi adalah PALSU! Apalagi pada pertemuan yang sudah terjadwal. So, be carefull! Ojo baper nggeh! :p

Aku mengalami banyak pertemuan baru dengan beraneka macam orang. Dan sebab pertemuan-pertemuan tersebut, terjadilah banyak kekecewaan karena terpesona pada orang yang akhirnya kusadari bukan orang yang tepat. Sempat aku bertemu dengan seorang lelaki (sebut saja Paijo) yang kurasa dia begitu misterius, bahkan hingga kami sangat akrab dan menjadi teman dekat sekarang, dia tetap pada profesi kemisteriusannya. Dulu, di awal-awal pertemuan aku menjadi kagum dan agak gugup setiap kali ngobrol dengannya. Rasa kagum tersebut bukan menjadi alasan utama untuk melakukan pertemuan berikutnya. Setelah mengenalnya lebih lama, kadar kekaguman itu semakin berkurang meski dia tetaplah misterius yang membuatku ingin tahu lebih banyak tentang kehidupannya. Itu dikarenakan sifat dan karakter aslinya mulai bermunculan.

Pernah pula aku bertemu dengan laki-laki (sebut saja Paimin) yang mana pada awal pertemuan kami dia biasa-biasa saja. Tidak tampak berwibawa, cerdas, atau pun hal-hal lain yang membuatku menafsirkan pertemuan kami secara berlebihan. Selang beberapa waktu ketika kesempatan berikutnya kami dipertemukan, ada hal-hal baru yang aku lihat dari dirinya. I am gratefull because decide to be known him for a longer time. Semakin banyak pertemuan terjadi, Paimin kian mengagumkan. Tidak hanya cerdas, friendly, gigih, dan hal-hal keren lain yang tidak perlu kusebut satu per satu, dia juga cukup baik dalam hal religiuitas. Dan aku memutuskan untuk mengaguminya hingga sekarang tanpa kesan pertemuan pertama yang kata orang-orang melelehkan hati. 

Kayaknya dari dua contoh pertemuan yang kusebutkan tadi laki-laki semua ya? Jadi, dia-ku yang mana? Hahaa

Sudah tidak perlu banyak menduga-duga. Penjabaran singkat tadi tentang Paijo dan Paimin itu hanyalah contoh kecil dari kesan pertemuan pertama yang tidak menentukan segala-galanya. Dan ini tertuju pada diri kita yang menanggapi serta memutuskan untuk orang-orang yang baru kita temui. In my opinion, kita perlu memberikan kesempatan kepada setiap orang yang baru kita kenal untuk menunjukkan siapa dirinya tidak dalam waktu yang singkat. Jadi, mau orang tersebut jahat dan terlihat galak sekalipun di pertemuan pertama, bisa jadi dia malah memiliki porsi kasih sayang dan keunikan yang lebih banyak dari apa yang kita bayangkan. Bukankah itu pertemuan yang lebih keren? 

Meskipun aku belajar tentang ilmu komunikasi yang mana first impression di setiap pertemuan sangat diagung-agungkan, but I don’t think like that. Hal tersebut tidak berlaku di semua pertemuan. Sebab itu, saat ini dan seterusnya, aku tidak lagi ingin mengalami kekecewaan dan mengecewakan orang lain sebab kesan pertama. It really hurt me. :'(

Loh, cerita tentang pertemuan dengan dia mana? ckckckck

Miela Baisuni
Jatuh cinta pada buku sejak sekolah menengah, menulis adalah kecintaan mulai usia yang kalau ditanya jujur terus jawabannya. Sekarang milih voice over dan travelling sebagai pelengkap hobi sebelumnya. Nice to see you!

Related Posts

Post a Comment